Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Garam, Nasibmu Digudangkan

Barangkali Nikotiners tau, hal apa yang mengganggu sebuah cita rasa ketimbang kemasan yang norak? Ya, ukuran panjang rokok. Setidaknya, itulah yang kami lihat dari Gudang Garam varian apa pun. Sedari awal, produk Gudang Garam Tbk. yang di mata kami rangkingnya tak pernah lebih dari rata-rata tetangga pesaingnya, memang pelit untuk masalah ukuran. Tengok saja semua produknya. Nasib yang sama, ternyata tak memberi pengecualian pada produknya yang baru, yakni Gudang Garam Signature Mild.  Memiliki warna lembut biru salem keperakan dengan dua jenis pilihan varian kemasan isi 20 dan 16, juga dengan kadar nikotin yang rendah seperti kebanyakan rokok putih yakni 1.0 Mg dan Tar 15 Mg, produk ini pun masih keukeuh dengan ciri khas ukurannya yang pendek. Malah kami menilai produk baru GG ini teramat sangat keterlaluan. Betapa tidak? Dari ukuran sepanjang 8.4 cm, kita hanya bisa menikmati 5.4 cm saja dari racikan tembakaunya yang khas Gudang. Itu artinya, para nikotiners harus

Noraknya Larangan Rokok

Beberapa jam yang lalu, sebuah program di televisi yang katanya sih disinyalir untuk anak muda, menayangkan hal ihwal larangan merokok. Dengan seabreg data dan fakta (ce-ile) yang hampir semuanya melihat rokok dari kacamata kesehatan tok, dijelasin panjang lebar soal bahaya rokok oleh para host-nya sampai mulut bebusa. Tak cukup sampai situ, seakan ingin juga ngasih solusi dan argumentasi, para host kece muda-mudi sepantaran mahasiswa ini pun ngasih tahu tips dan trik tentang memanfaatkan waktu tanpa harus merokok. Mulai dari hobi mancing, travelling, dan entah apa lagi, dijadikan jagoannya. Sebagai perokok, jujur, ingin saya tertawa. Hahaha! Hari gini masih aja ada program persuasif yang melarang anak muda untuk merokok. (Anak muda yang mana dulu?) Kecanduaanlah, ngeborosin uanglah, dan entah lah-lah apa lagi. Jujur, bagi saya tak hanya tayangan itu terasa sangat norak, tapi saya pun merasa terhina. Maksud saya, kenapa sih lagi-lagi perokok yang jadi korban bullyan? Mengapa tidak mere