Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

Mengenang Halim Lewat Rokok

Satu lagi pentolan produk Gudang Garam yang disinyalir ingin memenuhi kebutuhan konsumennya. Dengan ukuran panjang 0.4 cm lebih pendek ketimbang Gudang Garam Filter (Garfit) yang ukurannya 8 cm, rokok bernama Halim ini ibarat “adik” dari Garfit. Jika dilihat dari kemasannya, kita mungkin akan menyangka jika rokok ini adalah rokok kretek, tapi sebenarnya filter. Bungkusnya yang besar dengan kemasan bersahaja dan tidak terlalu cukup eksklusif, memuat 20 batang linting rokok. Kuantitas yang tidak biasa dibanding rokok-rokok lainnya yang paling banyak hanya memuat 18 linting rokok. Rasa lembut terasa ketika awal pertama mencium batangnya. Namun, rasa rokoknya sendiri jauh dari yang dibayangkan. Berbeda sekali dengan Garfit, cita rasa rokok Halim ini terasa sangat ringan sekali, hampir tidak jauh beda dengan rokok-rokok putih yang ada di pasaran. Hanya saja, rasa segak terasa di ujung embusan setiap kali mengeroncongkan asapnya, terlebih jika kita menghirupnya dalam-dalam. Dalam pa

Cigarillos Yang Mencoba Lezatos

Barangkali, satu-satunya rokok di pasaran yang memiliki konsep cerutu hanyalah Cigarillos. Hal ini bisa terlihat dari bagaimana rokok ini menggunakan tembakau sebagai pelintingnya. Jelas, ini berbeda dengan rokok-rokok pada umumnya yang menggunakan kertas. Di satu sisi, kita bisa bangga bahwa ternyata kita bisa juga menikmati rokok semacam cerutu. Di sisi yang lain, kita pun harus berbesar hati bahwa yang kita hirup itu bukanlah sebenarnya cerutu. Hanya mirip cerutu. Tapi, sekarang, marilah kita berkenalan dengan Si Cigarillos ini.    Nama Cigarillos berasal dari bahasa Inggris, Cigarillo, yang artinya adalah cerutu berukuran rokok, tentu dengan tambahan huruf ‘s’ di belakangnya. Aroma yang muncul akan terasa segak ketika pertama kali mencium batangannya. Mungkin ini efek dari daun tembakau yang jadi pelintingnya itu. Jika sudah dihirup, rasa lembut dan ringan akan terasa. Sayangnya, seperti halnya cerutu, kita harus menghirupnya dalam-dalam jika ingin mengetahui kea

Once Juga Rokok

Once, siapa sih yang tidak kenal penyanyi yang satu ini? Vokalis sebuah band yang cukup terkenal bernama Dewa. Tapi, adakah yang tahu apa arti kata ‘once’ (dibaca once, ‘é’ seperti pada kata efek) sebenarnya? Berdasarkan pencarian, kata ‘oncé’  dalam KBBI ternyata adalah pipa rokok , atau pipa untuk mengisap rokok . Sayangnya, Once, vokalis itu, tidak identik dengan rokok, karena memang tidak ada pemberitaan soal itu. Di dunia perokokan, banyak kata-kata dan istilah yang penikmat rokok mestinya ketahui. Agar nantinya, kita tidak salah kaprah, percis ketika kebanyakan kita menyebut bahwa rokok itu mengandung NIKOTIN. Jelas, karena rokok memang terbuat dari tembakau yang dalam bahasa latinnya sama dengan Nicotiana tabacum. Jadi, lucu kiranya jika seseorang berkata bahwa rokok itu mengandung tembakau, dan bukan malah zat berbahaya. Langsung saja. Di bawah ini adalah beberapa istilah yang saya kumpulkan dari KBBI seputar dunia rokok. Pokoknya yang ada hubungannya dengan rokok.

Merokok Atau Mengasap

Saya terganggu ketika melihat Encarta Dictionary jika kata ‘ smoke’ ternyata berkonotasi negatif. Kata ‘s moke’ dalam sub-lema ‘ fume ’ di kamus itu diartikan sebagai smoke, gas, or vapor, especially when unpleasant or harmful . Sedangkan fume sendiri diartikan sebagai: 1. be angry , 2. emit gas , dan 3. fumigate . Kita tahu jika kata ‘ smoke ’ itu arti sebenarnya adalah asap. Jadi kata ‘ smoking ’, mengubah kata ‘ smoke ’ dengan perangkat bahasa ( gerund ) menjadi kata benda ( noun ), mestinya diartikan sebagai mengasap, dan BUKANNYA merokok. Kiranya masalah penamaan rokok-merokok ini bukanlah hal sepele. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia alias KBBI, kata rokok (n) diartikan sebagai gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah, keras, dsb) . Sedang kata ‘merokok’ (v) sendiri artinya mengisap rokok . Benarkah? Bukankah yang kita isap itu adalah asapnya dan BUKAN rokoknya? Arti kata ‘merokok’ bukan tidak mungkin adalah membuat rokok d

Cara Nikmat Menikmati Rokok

Caranya: Sebelum menyalakan rokok, ciumlah batang rokok dengan hidung Anda. Simpan rokok tepat di bawah hidung Anda sambil Anda menarik batangnya dengan perlahan. Ciuman akan lebih baik jika dilakukan sekali hirup saja. Jika batang rokok sudah sampai ujungnya, Anda pun bisa mengembuskan nafas Anda melalui mulut. Nikmati aroma dan keharumannya. Simpanlah wanginya di kepala Anda. Dengan cara demikian, selera kita merokok akan bangkit. Selain kita dibuatnya tenang, kenikmatan merokok pun akan lebih dari biasanya. Setelah itu ucapkanlah: “Terima kasih Tuhan, sudah menciptakan rokok yang nikmat ini.” Lalu Anda pun bisa menyalakan dan menikmat rokoknya. Oya, meskipun Anda tidak harus membuat sugesti bahwa merokok itu membuat Anda tenang dan membuat beban hidup Anda ringan, asap rokok akan secara otomatis membantu Anda untuk melakukannya. Selamat Mencoba! Gambar: ingatarfan.blogspot.com

Pertemuan Saya Dengan Rokok

Apabila harus ditentukan waktu kapan saya mulai merokok, dengan sangat mudah saya akan menjawab: sejak kecil, tepatnya ketika saya berumur tiga tahun. Tapi saat itu saya bukanlah seorang penikmat rokok. Hanya anak ingusan yang senang melihat kakeknya melinting tembakau menggunakan daun kawungnya. Rasa kepenasaran juga yang membuat saya ikut-ikutan kebiasaan kakek saya itu. Saya coba melinting walau selalu saja gagal. Entah mengapa melinting menggunakan daun kawung atau bahkan pahpir (paper –kertas rokok yang dijual terpisah) bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Butuh keahlian untuk itu sampai pada akhirnya kita bisa benar-benar mencicipi rokoknya. Jika sudah seperti itu, saya pun hanya menyulut daun kawungnya saja dan mulai menyenangi setiap embusan asap yang terbang ke udara. Saya pun sempat iseng-iseng mencoba menghirup rokok yang adakalanya tergeletak di ujung asbak ditinggal pergi kakak-kakak saya. Saat itu, asap tak lebih dari asap. Tidak ada sama sekali keni

Super: Lembut di Awal Sampai Akhir

Bisakah kita menjelaskan bagaimana rasa sebatang rokok? Suatu pagi, saya membeli setengah bungkus rokok. Tiba-tiba ketika si pedagang menyodorkan rokok yang terdapat di sebuah wadah, saya menemukan rokok yang karakternya percis sekali dengan rokok yang saya biasa beli, yaitu Djarum Super. Dengan ukuran yang sama dan filter yang tidak jauh berbeda, kecuali warnanya yang sedikit lebih terang, saya coba-coba menyelidiki rokok tersebut. Tak dinyana ternyata rokok itu pun bertuliskan tulisan sambung Super. Tapi jelas, jika rokok ini bukanlah Djarum Supar. Rokok ini adalah Super yang lain karena Djarum Super yang asli bertuliskan tulisan kapital di pangkal rokok di depan filternya, dan tidak juga memiliki simbol bergambarkan oval callouts terbalik  –hampir mirip dengan bentuk bulir cengkeh. Penasaran, saya pun membelinya. Seperti sebuah kebiasaan sebelum mencicipi sebatang rokok, terlebih dulu saya hirup batang rokok itu. Dalam keadaan ini, saya pastikan hidung saya tidak sedang terkontamina

Rokok Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik

Judul di atas barangkali terasa janggal di telinga. Bahkan, bukan tidak mungkin orang-orang yang antirokok –membenci rokok termasuk juga para perokoknya—menjadikan judul itu sebagai kalimat sindiran yang sinis untuk bisa diucapkan. Tapi, marilah sedikit kita membuka mata dan pikiran bahwa, betapa rokok, terlepas dari segala macam konotasi–kebanyakan negatif—yang terhujam padanya, seyogiyanya menyimpan begitu banyak kebaikan. Fakta. Kenyataan memperlihatkan bahwa lewat rokok, kita ternyata masih diberi kesempatan untuk mengetahui banyaknya generasi-generasi berkualitas yang menjadi tumpuan penerus bangsa. Di bidang pendidikan, rokok telah turut serta mengembangkan generasi-generasi berprestasi dengan mendapatkan kesempatan untuk terus melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak hanya itu. Mereka pun mendapatkan pengetahuan lain yang sifatnya aplikatif, yakni kewirausahaan. Rokok tidak hanya memberikan mereka beasiswa; lebih dari itu, rokok juga telah m