Langsung ke konten utama

Apache: Rokok Dayak Yang Layak

Sebelumnya, maafkan kami yang sudah cukup lama tidak memposting apa pun, bahkan hampir membuat blog ini terbengkalai. Tapi tidak! Kami bisa memastikan jika blog ini tetap eksis dengan ulasan-ulasan rokok yang makin sini jumlahnya makin marak saja mengisi khazanah dunia nikotina di Indonesia.

Seeperti yang sudah direncanakan, kali ini Dunia Nikotina akan mengulas tentang rokok yang lebih dikenal dengan nama rokok Dayak, atau Apache. Langsung saja!

Biasanya sebuah perusahaan rokok mengeluarkan desain bungkus rokok dengan grafis yang minimalis dan terkesan statis dengan warna yang mencolok serta garis-garis yang tebal. Tapi beda halnya dengan rokok Apache. Rokok yang dikenal dengan nama rokok Dayak ini, justru dengan berani mengeluarkan desain rokok bergambar seorang kepala Indian. Mungkin ini juga yang menyebabkan orang-orang menyebutnya rokok Dayak. Dan bukan sulap bukan sirih, rokok ini dengan cepat dikenal oleh banyak orang. Sekarang hampir di wartunwarung-warung, bahkan jalan-jalan, terpampang baligo dan banner rokok Apache yang eksentrik dan menarik itu.

Tak ada data akurat yang mencatat kapan rokok ini dilaunching. Tapi barangkali dengan modal merayap sedikit-sedikit, rokok ini pada akhirnya laku keras juga di pasaran. Rokok bawaan Gudang Garam ini biasa dijual oleh agen-agen bermotornya bersanding dengan rokok extreme. Jika rokok Apache seakan ingin menyeimbangkan diri dengan Djarum Super, maka Extreme ingin menyeimbangkan diri dengan Djarum Super Black yang berusaha untuk merangkul anak muda.

Lakunya rokok Apache ini didasari oleh marketing yang bagus, selain juga karena rasa rokok dan harganya yang sangat ramah kantong. Sehingga tidak aneh jika rokok ini punya predikat ekslusif tapi merakyat. Tapi bagaimana dengan cita rasa rokok Dayak ini sebenarnya? Untuk menguji kualitas akan cita rasa, kami sempat menguji dengan cara membandingkan rokok ini dengan rokok yang sudah punya brand.

Pada umumnya, rokok Apache punya cita rasa mirip Djarum Super. Ini dikarenakan kandungan nikotin dan Tar-nya yang memang tinggi. Nikotin dalam rokok Apache adalah 2.2 MG, sedangkan Tar-nya adalah 31 MG. Ini membuat rokok Apache harum jika dicium. Dengan kenyataan ini pula, dalam hal cita rasa rokok Apache hampir mirip dengan Djarum Super. Akan tetapi, kandungan cengkeh yang dimiliki oleh Apache tidak sebanyak Djarum, sekalipun asap yang dihasilkan sama banyaknya. Hal inilah yang membaut rokok Apache enak untuk dinikmati, akan tetapi menjadi kurang enak jika dinikmati lebih dari dua batang dalam satu kali mengasap. Tidak seperti rokok Djarum yang tetap "basah", rokok Apache justru menjadi "kering" di mulut jika terus-terusan dinikmati. Malah, dari percobaan, rokok ini menjadi sedikit pahit, dan tidak dinikmati oleh orang yang sakit (flu).

Akan tetapi, kembali kepada selera para penikmat rokok. Untuk mereka yang sudah menemukan rokok pilihannya, mungkin masih bisa menikmati rokok ini sekalipun tidak lantas berpindah ke rokok ini. Berbeda dengan mereka yang memiliki mulut "asbak". Untuk para penikmat semacam ini, rokok ini bisa jadi enak-enak saja untuk dinikmati. Pada akhirnya, semua tergantung pada selera masing-masing. Yang pasti, rokok ini cukup layak untuk disandingkan dengan rokok-rokok besar yang sudah ada. Selamat dan maju terus untuk rokok Apace. [FA]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cigarillos Yang Mencoba Lezatos

Barangkali, satu-satunya rokok di pasaran yang memiliki konsep cerutu hanyalah Cigarillos. Hal ini bisa terlihat dari bagaimana rokok ini menggunakan tembakau sebagai pelintingnya. Jelas, ini berbeda dengan rokok-rokok pada umumnya yang menggunakan kertas. Di satu sisi, kita bisa bangga bahwa ternyata kita bisa juga menikmati rokok semacam cerutu. Di sisi yang lain, kita pun harus berbesar hati bahwa yang kita hirup itu bukanlah sebenarnya cerutu. Hanya mirip cerutu. Tapi, sekarang, marilah kita berkenalan dengan Si Cigarillos ini.    Nama Cigarillos berasal dari bahasa Inggris, Cigarillo, yang artinya adalah cerutu berukuran rokok, tentu dengan tambahan huruf ‘s’ di belakangnya. Aroma yang muncul akan terasa segak ketika pertama kali mencium batangannya. Mungkin ini efek dari daun tembakau yang jadi pelintingnya itu. Jika sudah dihirup, rasa lembut dan ringan akan terasa. Sayangnya, seperti halnya cerutu, kita harus menghirupnya dalam-dalam jika ingin menge...

Noraknya Larangan Rokok

Beberapa jam yang lalu, sebuah program di televisi yang katanya sih disinyalir untuk anak muda, menayangkan hal ihwal larangan merokok. Dengan seabreg data dan fakta (ce-ile) yang hampir semuanya melihat rokok dari kacamata kesehatan tok, dijelasin panjang lebar soal bahaya rokok oleh para host-nya sampai mulut bebusa. Tak cukup sampai situ, seakan ingin juga ngasih solusi dan argumentasi, para host kece muda-mudi sepantaran mahasiswa ini pun ngasih tahu tips dan trik tentang memanfaatkan waktu tanpa harus merokok. Mulai dari hobi mancing, travelling, dan entah apa lagi, dijadikan jagoannya. Sebagai perokok, jujur, ingin saya tertawa. Hahaha! Hari gini masih aja ada program persuasif yang melarang anak muda untuk merokok. (Anak muda yang mana dulu?) Kecanduaanlah, ngeborosin uanglah, dan entah lah-lah apa lagi. Jujur, bagi saya tak hanya tayangan itu terasa sangat norak, tapi saya pun merasa terhina. Maksud saya, kenapa sih lagi-lagi perokok yang jadi korban bullyan? Mengapa tidak mere...